ELECTRONIC ENGINEERING POLYTECNIC INSTITUT OF SURABAYA

Selasa, 02 November 2010

Fungsi NETSTAT

ketika menggunakan komputer, banyak dari kita yang kurang memperhatikan tools yang berfungsi sebagai alat untuk memberikan informasi kepada kita secara realtime, padahal mengetahui kondisi komputer kita secara realtime adalah penting karena kita bisa menghandle maupun mengdiagnosis secara cepat dan tepat jika ada permasalahan terjadi

mungkin beberapa dari kita ada yang sudah mengenal salah satu tool bawaan microsoft windows yaitu task manager yang bisa memberikan beragam informasi dasar yang kita butuhkan secara realtime, nah selain task manager tersebut ada juga tools bawaan windows yang memiliki spesialisasi khusus network, namanya network statistics atau biasa di sebut dan disingkat dengan netstat saja.

Fungsi netstat ini cukup beragam (tergantung dari commandnya) namun yang utamanya fungsi netstat ini adalah memeriksa status jaringan serta memberikan informasi tentang adanya transfer data yang terjadi dalam sebuah jaringan yang terhubung ke komputer, baik itu jaringan local (LAN) maupun jaringan Internet, baik itu transfer data masuk (incoming) atau juga outgoing.

Cara mengoperasikan netstat adalah dengan masuk ke CMD dengan urutan klik tombol start > run > ketikkan cmd > klik OK (pada windows xp) atau klik tombol start > ketikkan cmd pada form search > enter (pada windows vista dan 7)

setelah anda berhasil memasuki CMD dengan baik maka tugas anda selanjutnya adalah ketikkan netstat lalu klik enter

setelah itu anda akan mendapatkan informasi-informasi mengenai protocol, Local address, foreign address, dan state.

o,iya, operasi pada netstat juga tidak hanya terbatas pada saat kita mengetik netstat lalu enter saja, tapi lebih dari itu, berikut beberapa operasi atau command yang bisa dijalankan pada netstat:

1. -a: Berfungsi untuk memberikan informasi mengenai seluruh koneksi TCP yang aktif serta Port dari TCP dan UDP di dalam komputer yang dalam state (status) listening
2. -b: Memberikan informasi mengenai nama dari binary program yang memiliki keterlibatan dalam membentuk setiap koneksi(sudah terhubung) atau juga listening port
3. -e: memberikan informasi terkait ethernet
4. -n: memberikan informasi tentang address (alamat) serta no port dengan format numeric
5. -o: menampilkan ID (PID) dari tiap owner yang bergabung dalam koneksi
6. -p proto: menunjukkan koneksi yang diartikan oleh proto
7. -r: menampilkan route table (table routing)
8. -s: memberikan informasi statistik dari tiap protocol
9. -t interval: menampilkan kembali statistik yang telah dipilih(selected statistics)

Keterangan: jangan lupa menambahkan embel-embel netstat di depan command tersebut atau sebelum commands tsb di ketik, ketikkan netstat dahulu, misalnya netstat -a, jangan -a saja

adapun definisi dari beberapa elemen netstat adalah sebagai berikut:

1. Foreign address: menampilkan informasi mengenai alamat koneksi yang dituju oleh local address, format foreign address adalah xxxx:yyyy nah yang xxxx adalah alamat dari koneksi yang dituju (biasanya website/local host) sementara yang yyyy adalah port yang dituju
2. Local address: sama seperti foreign address, hanya saja local address ini untuk komputer local kita yang aktiv melakukan koneksi dengan jaringan luar (foreign address), format local address ini adalah zzzz:tttt dengan zzzz adalah alamat host dalam komputer, dan tttt adalah port
3. Proto: menampilkan jenis protocol yang digunakan (TCP atau UDP)
4. State: status dari tiap koneksi yang terhubung, kolom state ini memiliki 5 kemungkinan yaitu:

-ESTABLISHED: koneksi berhasil
-LISTENING: koneksi siap 100 persen (namun koneksi belum berlangsung)
-SYN_RECEIVED: menerima SYN
-SYN_SENT: mengirim SYN ( waspada jika ditemukan state dari SYN_SENT dalam jumlah yang cukup banyak dan di luar kewajaran, karena efeknya paket data yang dikirim akan lebih ketimbang yang diterima sehingga koneksi akan lambat, hal ini bisa jadi merupakan indikasi adanya malware (trojan,virus,worm,dan lain sebagainya) yang melakukan akses terhadap jaringan
-TIME_WAIT: menunggu koneksi untuk terhubung

DHCP Server dan Fungsi COMMAND

Untuk mengadministrasi sebuah jaringan kecil, pemberian ip statik sangat memudahkan bagi administrator jaringan. Namun jika jaringan sudah mulai luas kemungkinan untuk menggunakan ip yang sama akan lebih besar sehingga menyebabkan konflik. Dengan dasar ini maka penggunaan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) Server sangat dianjurkan.

Fungsi utama dari DHCP Server ini adalah memberikan IP kepada host atau komputer yang tersambung kepada jaringan tersebut secara otomatis. Hal ini hanya berlaku jika komputer tersebut menggunakan setting IP dengan DHCP atau di Windows mengaktifkan pilihan “Obtain IP Address Automatically”. Bagaimana jika tetap menginginkan komputer menggunakan IP statis? bisa saja dengan demikian IP tersebut tidak akan diberikan pada komputer yang akan meminta IP pada DHCP Server atau mengganti IP dari sebuah host yang telah menggunakan IP yang sama dengan IP statik yang digunakan.


Jika terdapat sebuah DHCP Server dengan range IP 192.168.1.22 sampai dengan 192.168.1.50 maka setiap komputer yang terkoneksi pada jaringan tersebut dan mengaktifkan penggunaan DHCP, maka DHCP Server akan memberikan alamat IP pada range diatas yaitu antara 22 – 50, biasanya DHCP Server memberikan IP pada range paling atas terlebih dahulu. Jika pada contoh kita ini baru satu yang menggunakan DHCP maka kemungkinan besar mendapat IP 192.168.1.50. Jika pada jaringan tersebut terdapat sebuah komputer dengan IP Statik dan masih dalam range dari IP DHCP Server maka DHCP Server tidak akan menggunakan IP tersebut untuk diberikan kepada pengguna DHCP yang lain.

Bagaimana dengan Linux Slackware 12.2 sendiri ? Secara default DHCP Server sudah terinstall di mesin Slackware Anda, yakni dhcp-3.0.6-i486-1.

root@server-smkn3tkj:/# ls /var/log/packages/ |grep dhcp

dhcp-3.0.6-i486-1

dhcpcd-2.0.8-i486-1

Anda lihat bahwa di mesin kita telah terinstal paket dhcp-3.0.6-i486-1. Ada satu file yang akan kita edit sesuai dengan kebutuhan dalam membangun DHCP Server, yakni:

/etc/dhcpd.conf

Jika kita lihat isi dalama filenya dengan perintah cat /etc/dhcpd.conf

# dhcpd.conf

#

# Configuration file for ISC dhcpd (see ‘man dhcpd.conf’)

#

file dhcpd.conf masih dalam keadaan kosong berarti sekarang kita akan mengambil dhcpd yang terdapat dari /usr/doc/dhcp-3.0.6/examples/dhcpd.conf melalui cara:

root@server-smkn3tkj:/# cp /usr/doc/dhcp-3.0.6/examples/dhcpd.conf /etc

sekarang Anda harus mengedit file dhcpd.conf didalam direktori /etc/dhcpd.conf

Cara penegditannya seperti ini:

root@server-smkn3tkj:/# mcedit /etc/dhcpd.conf

Pada bagian-bagian inilah yang akan Anda edit:

# option definitions common to all supported networks…

baris:1: option domain-name “example.org”;

baris:2: option domain-name-servers ns1.example.org, ns2.example.org;

Dua baris pertama adalah setting gateway, baris 1 adalah domain-search, tentukan nama domain Anda baca kembali pada tutorial sebelumnya disini untuk menseting DNS. Sedangkan baris 2 adalah namaservernya. Silahkan di edit sesuai dengan kebutuhan. Ini adalah contoh DHCP yang sudah dibuat:

option domain-name “tkj-smk3bgr.net”;

option domain-name-servers 192.168.1.21;

Baris kedua harus diisikan dengan IP Address atau nameserver yang valid, atau Client DHCP kita tidak bisa mengakses public domain. Berhubung pada contoh kali ini sudah ada DNS Server pada IP Address 192.168.1.21 maka itu yang akan gunakan.

Kita juga diharuskan untuk menambahkan baris berikut sesuai aturan dari Internet Systems Consortium. Kalau tidak percaya beri tanda # untuk menjadikannya komentar dan dijamin dhcp servernya tidak mau start.

ddns-update-style ad-hoc;

Opsi untuk menentukan waktu dari DHCP Server untuk melakukan pemberian IP dan pengecekan kembali dari Host apakah masih aktif atau tidak.

default-lease-time 600;

max-lease-time 7200;

Berikutnya adalah penentuan range IP Address atau yang dikenal dengan subnet:

Ini contoh default dari dhcpd.conf

# This is a very basic subnet declaration.

subnet 10.254.239.0 netmask 255.255.255.224

{

range 10.254.239.10 10.254.239.20;

option routers rtr-239-0-1.example.org, rtr-239-0-2.example.org;

}

editlah seperti dibawah ini:

# This is a very basic subnet declaration.

subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0

{

range 192.168.1.22 192.168.1.50;

option routers 192.168.1.21;

}

Pada konfigurasi subnet diatas, kita membuat DHCP Server pada network 192.168.1.0 dengan netmask 255.255.255.0 dengan range IP DHCP adalah 192.168.1.22 – sampai dengan 192.168.1.50 Pada bagian ini juga ada option routers yang berarti ip gateway dari IP DHCP. Opsi routers juga bisa ditempatkan diluar (Global) sehingga secara default akan memasukkan option routers pada subnet kecuali disebutkan secara eksplisit.

Berikut adalah config lengkap dari dhpcd.conf yang sudah dibuat :

option domain-name “tkj-smk3bgr.net”;

option domain-name-servers 192.168.1.21;

ddns-update-style ad-hoc;

default-lease-time 600;

max-lease-time 7200;

subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0

{

range 192.168.1.22 192.168.1.50;

option routers 192.168.1.21;

}

Selanjutnya tentu saja mengaktifkan dhpcd servernya:

Perintah untuk mengaktifkan dhcp pada sistem slackware Anda:

root@server-smkn3tkj:/# /usr/sbin/dhcpd

Perintah dibawah ini untuk mengaktifkan dhcp ketika sistem slackware di reboot.

echo “/usr/sbin/dhpcd” >> /etc/rc.d/rc.local

Service DHCP Server akan diterapkan pada topologi dibawah ini:

Setelah konfigurasi DHCP Sever selesai dikerjakan pada sistem slackware kita, maka langkah selanjutnya adalah melihat dari sisi client apakah IP DHCP tersebut sudah keterima pada kedua PC client Windows? Jika belum marilah kita ikuti langkah-langkahnya. Lankah ke satu, kita akan coba melihat IP DHCP pada PC client 1 dengan cara masuk ke dalam Run->cmd lalu ketikkanipconfig /release seperti gambar di bawah ini:


Fungsi dari perintah ipconfig /release adalah untuk Menghapus semua koneksi IP Address.

Langkah ke dua:

ketikan ipconfig /renew seperti gambar di bawah ini:

Fungsi dari perintah ipconfig /renew adalah untuk membuat IP Address baru untuk adapter tertentu.

Langkah ke tiga:

ketikan ipconfig /all seperti gambar di bawah ini:

Fungsi dari perintah ipconfig /all adalah untuk menampilkan informasi konfigurasi koneksi, misalnya Host Name, Primary DNS Type, Ethernet Adapter LAN.

Jika ketika Anda lakukan perintah ipconfig /release pada client dan timbul pesan serpeti dibawah ini:

Windows IP Configuration

The operation failed as no adapter is in the state permissible for this operation”

maka hal yang harus Anda lakukan adalah mengecek apakah computer tersebut sudah memiliki IP? Jika sudah memiliki IP, rubahlah dengan memilih pilihan Obtain an IP address automaticallydan Obtain DNS server address automatically.

Untuk PC Client 2 Windows lakukanlah seperti hal yang diatas. Langah terakhir adalah melakukan tes PING ke DNS yang sudah dibangun di sisi Server, dengan cara ping ke www.tkj-smk3bgr.net. Jika Reply, maka hasil konfigurasi DHCP server anda berhasil.

Sebagian Isi tutorial ini di kutip dari: http://makassar-slackers.org/MEMBUAT+DHCP+SERVER